Tahukah kamu model pembelajaran Contextual Teaching and Learning atau CTL itu?.
Apa saja kelebihan dan keunggulan model pembelajaran CTL?.
Pembelajaran konvensional yang berpusat hanya pada guru kini dianggap sudah tidak efektif, oleh karena itu diterapkannya model pembelajaran yang dalam proses belajar mengajar siswa lah yang menjadi pusatnya.
Nah, model pembelajaran CTL ini salah satu strategi pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat dalam kegiatan pembelajaran.
Apa itu model pembelajaran CTL ?
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan sebuah model pembelajaran dimana dalam prosesnya melibatkan siswa secara penuh untuk melakukan penelitian tentang materi yang dipelajari kemudian menghubungkannya dengan kondisi di kehidupan nyata dan kehidupan sehari-hari.
Dengan menerapkan model pembelajaran CTL maka guru memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat belajar lewat pengalaman, mencari, mengelola pengalaman tadi yang sifatnya nyata kemudian mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Jadi dalam proses pembelajaran siswa dilihat aktifkan tidak hanya sekedar mencatat dan mendengarkan guru. Namun, siswa secara langsung mengalami dan menganalisa situasi yang terjadi. Dari pengalaman tersebut diharapakan siswa dapat berkembang secara utuh secara aspek kognitif maupaun psikomotorik nya.
Berdasarkan Depdiknas (2007) CTL merupakan sebuah proses pendidikan yang holistik, dengan tujuan membantu siswa agar memahami makna materi pelajaran berdasarkan konteks kehidupan sehari-hari.
Menurut Komalasari (2013) CTL adalah sebuah konsep belajar dan mengajar dimana guru mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi siswa sesuai dengan situasi di dunia nyata. Hal ini dapat mendorong sisiwa untuk dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang telah didapat kemudian menerapkannya pada kehidupan mereka.
Sedangkan menurut Johnson (2007) Contextual and learning merupakan proses pendidikan dengan tujuan membantu siswa dapat melihat makna dari materi akademik yang dipelajari, kemudian dapat menghubungkan dengan subjek-subjek akademik dalam konteks kehidupan sehari-hari baik pribadi, keluarga maupun lingkungan sekitarnya.
Komponen proses model pembelajaran CTL
Penerapan model pembelajaran CTL memiliki tujuh komponen utama yang perlu diperhatikan oleh Bapak/Ibu guru.
Apa saja komponen tersebut? Berikut tujuh komponen Contextual Teaching and Learning.
Konstruktivisme
Komponen model pembelajaran CTL pertama adalah kotruktivisme merupakan proses membangun serta menyusun sebuah pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa sesuai dengan pengalaman yang didapatkannya. Dalam komponen ini adalah pengembangan pikiran siswa untuk belajar secara mandiri dan mengelola pengetahuan berdasarkan pengalamannya.
Menemukan
Proses pembelajaran CTL menekankan pada penemuan melalui pola berpikir yang sistematis. Siswa melakukan perpindahan proses belajar, yang mulanya dari mengamati kemudian menjadi memahami dan menerapkan. Sehingga meningkatkan juga pemikiran kritis dari siswa, oleh karena itu guru harus menyiapkan proses belajar yang kondusif.
Bertanya
Menjadikan siswa sebagai pusat proses pembakaran, maka guru memberikan kesempatan siswa untuk melakukan dialog interaktif. Guru harus dapat memancing rasa penasaran siswa sehingga mendorong siswa bertanya dan bersikap kritis.
Masyarakat belajar
Dalam proses Contextual Teaching and Learning siswa dapat melakukan kolaborasi dengan teman sebaya atau anggota kelompok, sehingga mengajarkan siswa keanekaragaman dan kerjasama. Siswa akan belajar untuk membagi pengalamannya, hasil belajar dapat berupa hasil diskusi atau pengumpulan pengalaman-pengalaman serta solusi-solusi.
Pemodelan
Dalam proses belajar pemodelan adalah proses dimana siswa dapat meniru atau memperagakan sesuatu yang diajarkan guru atau lewat pengalaman dan penelitian yang dilakukan. sehingga menjadi guru juga perlu diperhatikan karena siswa dapat meniru hal-hal yang tidak baik juga, guru harus dapat memberikan contoh sesuatu yang baik pada siswa.
Refleksi
Refleksi dilakukan sebagai resep pad kejadian atau situasi pengalaman yang baru diterima. Dengan proses refleksi maka siswa dapat memasukan pengalaman belajar ke dalam struktur kognitifnya dan menjadikannya bagian dari ilmu pengetahuan.
Penilaian nyata
Penilaian dilakukan oleh guru sebagai hasil belajar siswa. Selain itu penilaian juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan belajar siswa apakah ada peningkatan atau tidak. Penilaian dilakukan secara autentik dan terorganisir, penilaian dapat durian selama proses atau kegiatan belajar berlangsung.
Langkah model pembelajaran CTL
Penerapan Contextual Teaching and Learning dalam kelas secara garis besar adalah sebagai berikut.
- Mengembangkan pemikiran siswa untuk lebih belajar bermakna dengan cara belajar sendiri, menemukan dan menggali pengetahuan dari pengalaman barunya
- Melakukan kegiatan inkuiri pada semua topik
- Mengembangkan sifat keingintahuan siswa untuk selalu kritis dan bertanya
- Menciptakan kelompok belajar
- Memberikan model atau peraga sebagai media contoh pembelajaran sesuai topik
- Melakukan refleksi diakhir pembelajaran
- Melakukan penilaian dengan berbagai cara.
Manfaat model pembelajaran CTL
Menerapkan model pembelajaran CTL akan memberikan manfaat pada siswa salah satunya adalah membuat siswa aktif dalam berntanya. Manfaat lainnya adalah sebagai berikut.
- Membuat siswa berpikir lebih kritis dan kreatif, siswa berusaha mengumpulkan dan memahami masalah atau isu yang disajikan kemudian berusaha memecahkannya dengan pengetahuan dan pengalaman sendiri.
- Mendorong siswa untuk terus maju dengan potensi yang dimilikinya, siswa akan terlibat aktif selama proses pembelajaran dan menumbuhkan kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi dalam dirinya.
- Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih peka terhadap lingkungan.
- Menjadikan siswa lebih siap menghadapi masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan nyata.
- Memperkuat sikap kerjasama siswa saat berkelompok dalam menyelesaikan permasalahan atau isu yang disajikan.
Kelemahan model pembelajaran CTL
Tidak hanya manfaat tetapi Contextual teaching and Learning juga ada kelemahannya, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Membutuhkan waktu yang lama dalam PBM
- Jika ada siswa yang tertinggal akan sulit untuk mengejar ketertinggalan.
- Guru harus mengawasi secara ekstra supaya siswa menjalankan kegiatan dengan efektif.
- Guru harus lebih ekstra menjaga kondusifitas kelas, apalagi saat pembelajaran di luar kelas.